Sabtu, 28 Mei 2011

PENCARIAN SAHABAT SEJATI


          Namaku Sherly umurku 16 tahun sekarang aku sudah kelas 2 SMA, aku sekolah di SMA 9 Kanto dimana sekolah orang –orang elite yang berkecukupan lebih,di sekolah aku termasuk orang yang berkecukupan,sehingga teman – teman banyak yang menjadi temanku bukan karena aku baik atau tidak tapi karena uangku,mereka suka sekali memanfaatkan ku,jangankan hal itu guru – guru pun sebenarnya di sekolah itu tidak niat untuk mengajar karena setiap anak – anak remidi,guru itu tidak akan memberikan remidi jika anak itu memberinya sesuatu atau sogokan. 1 minggu masuk sekolah seperti inilah kehidupanku,bergaul dengan teman – teman yang sangat suka shopping jujur saja sebenarnya aku bosan dengan pergaulanku dan kehidupanku ini yang tidak mempunyai warna. Sampai - sampai aku membolos sekolah hanya untuk menghindar dari teman – temanku dan guru –guru bermata uang itu. Dan orang tuaku sangat sibuk sampai – sampai mereka saja tidak tahu kalau aku membolos dari sekolah selama 2 minggu. Selama 2 minggu itu aku mengamati kehidupan di luar sana dan banyak sekali pengemis yang membutuhkan uang untuk mendapatkan sesuap nasi. Aku benar – benar kecewa sekolah disana,saat mengadakan penelitian kehidupan masyarakat objek yang di teliti hanyalah mall,padahal masih banyak sekali hal –hal yang lebih menarik daripada mall. Seperti meneliti kehidupan anak – anak jalanan,kehidupan tukang sapu lidi,tapi mau diapakan lagi pindah sekolah pun orang tua tidak akan setuju lagi pula aku sudah kelas 2 jadi tanggung mau pindah sekolah.
Hingga suatu saat ada murid baru masuk ke sekolahku karena dia berprestasi sehingga masuk tanpa biaya,namanya Rika memang dia orangnya sangat kurang dalam hal biaya. Aku mencoba mendekatinya aku ingin tahu orangnya seperti apa,dan aku ingin tahu seperti apa gaya hidupnya sehingga kami pun menjadi teman. Dan akhirnya aku tahu sifat Rika,ternyata dia orangnya peduli teman mau berteman apapun sifat temannya. Lama berteman dengan Rika aku belum pernah bermain ke rumahnya jadi aku ingin bermain ke rumah Rika,tapi Rika menolaknya akupun tetap bersikeras untuk tetap main ke rumah Rika dan akhirnya Rika pun luluh dan aku boleh berkunjung ke rumahnya. Sepulang sekolah aku pun pergi ke rumah Rika dan ternyata rumah Rika hanyalah terbuat dari bata dan semen dan atapnya pun tidak menggunakan genteng melainkan menggunakan jerami,ibu Rika hanyalah seorang penjual ikan belum lagi Rika masih mempunyai adik yang masih kecil. Aku sangat tersentuh saat melihat keadaan Rika dan aku jadi berpikir berapa banyak uang yang telah ku hamburkan untuk hal – hal yang tidak penting padahal masih banyak orang – orang yang membutuhkan uang itu hanya untuk sesuap nasi. Belum lagi semenjak Rika masuk sekolah dia sering dikerjai teman – teman sekolah dan sering dihina,tapi aku salut terhadap Rika meskipun begitu Rika tetap tegar menjalani ini semua  dan dia pun tidak malu mengakui keadaannya itu,saat aku memberikan bantuan untuk membantu adik – adiknya sekolah saja dia tidak mau,padahal aku membantunya benar – benra tulus, aku ingin membalas budi dengan Rika,karena saat ada tugas sekolah Rikalah yang membantuku,disaat aku sedih dialah yang menemaniku dan di saat aku sedang susah di juga membantuku,tapi aku tetap bertekad untuk membantu Rika dengan membiayai adik – adiknya sekolah. Semenjak berteman dengan Rika banyak sekali pelajaran yang aku dapat dan waktuku tidak terbuang percuma,dan sampai – sampai aku ingin membangun sekolah untuk anak – anak yang kurang mampu,dengan tariff biaya yang kecil,buku – buku pun gratis,sehingga mereka bisa melanjutkan sekolah. Setelah 2  tahun kemudian kami pun lulus SMA dengan nilai yang cukup memuaskan,dan kami melanjutkan kuliah kami aku mengambil jurusan akutansi dan Rika mengambil jurusan kedokteran,biarpun kami tidak satu kampus kami tetap menjalin hubungan silaturahim. Dan sampai sekarang pun kami menjadi sahabat sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar